Social pleaser adalah – Dalam lanskap sosial yang kompleks, muncul individu yang dikenal sebagai “social pleaser”. Mereka adalah orang-orang yang didorong oleh kebutuhan yang kuat akan penerimaan dan persetujuan, sering kali mengorbankan identitas dan kesejahteraan mereka sendiri.

Perilaku social pleaser ditandai dengan upaya terus-menerus untuk menyenangkan orang lain, bahkan jika itu berarti mengesampingkan keyakinan atau nilai-nilai mereka sendiri. Mereka mungkin setuju dengan pendapat orang lain meskipun mereka tidak mempercayainya, atau berpartisipasi dalam aktivitas yang tidak mereka sukai demi menghindari konflik.

Definisi Social Pleaser

Social pleaser adalah individu yang sangat ingin disukai dan diterima oleh orang lain. Mereka sering kali mengabaikan kebutuhan dan keinginan mereka sendiri untuk membuat orang lain bahagia.

Perilaku Social Pleaser, Social pleaser adalah

  • Mengatakan ya untuk hal-hal yang tidak ingin mereka lakukan
  • Menyetujui pendapat orang lain meskipun tidak setuju
  • Berusaha keras untuk membuat orang lain terkesan
  • Memperhatikan reaksi orang lain dengan saksama
  • Menghindari konflik atau konfrontasi

Motivasi Social Pleaser

Di balik perilaku social pleaser, terdapat motivasi psikologis yang mendasari. Mereka mencari penerimaan dan persetujuan orang lain untuk mengisi kekosongan dalam harga diri mereka.

Kebutuhan Psikologis

Kebutuhan psikologis yang mendorong social pleaser meliputi:

  • Rasa aman dan kepastian:Social pleaser berusaha menyenangkan orang lain untuk menghindari konflik dan mendapatkan rasa aman.
  • Harga diri rendah:Mereka bergantung pada persetujuan orang lain untuk meningkatkan harga diri mereka yang rapuh.
  • Takut ditolak:Social pleaser sangat takut ditolak dan diasingkan sehingga mereka bersedia mengorbankan kebutuhan mereka sendiri.
  • Perasaan tidak berharga:Mereka merasa tidak berharga dan tidak layak dicintai, sehingga mereka mencari penerimaan melalui menyenangkan orang lain.

Dampak Positif dan Negatif Social Pleaser

Social pleaser adalah individu yang selalu berusaha menyenangkan orang lain, bahkan dengan mengorbankan kebutuhan dan keinginan mereka sendiri. Meskipun perilaku ini mungkin tampak menguntungkan, ada dampak positif dan negatif yang perlu dipertimbangkan.

Dampak Positif

  • Hubungan Sosial yang Harmonis: Social pleaser cenderung memiliki hubungan sosial yang lebih baik karena mereka berusaha menghindari konflik dan membuat orang lain merasa senang.
  • Dukungan Sosial: Orang-orang sering kali lebih bersedia memberikan dukungan kepada social pleaser karena mereka dianggap baik hati dan dapat dipercaya.
  • Keberhasilan Profesional: Dalam lingkungan profesional, social pleaser dapat membangun hubungan baik dengan rekan kerja dan klien, yang dapat mengarah pada kesuksesan karier.

Dampak Negatif

  • Penyangkalan Diri: Social pleaser sering kali mengabaikan kebutuhan dan keinginan mereka sendiri untuk menyenangkan orang lain, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan mental dan emosional.
  • Kurangnya Keaslian: Karena selalu berusaha menyenangkan orang lain, social pleaser mungkin merasa sulit untuk menjadi diri sendiri, yang dapat menyebabkan rasa tidak autentik dan kehilangan jati diri.
  • Ketergantungan Emosional: Social pleaser dapat menjadi sangat bergantung pada persetujuan orang lain untuk kebahagiaan mereka, yang dapat menyebabkan kecemasan dan harga diri yang rendah.
  • Manipulasi: Beberapa orang mungkin mengambil keuntungan dari sifat menyenangkan dari social pleaser, memanipulasi mereka untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.

Strategi Mengatasi Perilaku Social Pleaser

Mengatasi perilaku social pleaser membutuhkan kesadaran diri, perubahan perilaku, dan dukungan dari orang sekitar. Berikut beberapa strategi yang dapat membantu:

Identifikasi Pemicu

Pahami situasi atau orang yang memicu perilaku social pleaser Anda. Kenali tanda-tanda awal kegelisahan atau ketidaknyamanan yang mengarah pada keinginan untuk menyenangkan orang lain.

Latihan Asertifitas

Berlatihlah mengungkapkan pendapat dan perasaan Anda dengan jujur dan jelas. Mulailah dengan situasi kecil dan bertahap tingkatkan tingkat kesulitan. Ingat, Anda berhak memiliki dan mengekspresikan pendapat Anda.

Tetapkan Batasan

Tetapkan batasan yang sehat dengan orang lain. Jelaskan dengan sopan apa yang Anda bersedia dan tidak bersedia lakukan. Batasan membantu Anda melindungi waktu, energi, dan nilai-nilai Anda.

Cari Dukungan

Berbicaralah dengan teman tepercaya, anggota keluarga, atau terapis tentang perjuangan Anda. Mereka dapat memberikan dukungan, perspektif, dan bimbingan yang berharga.

Terapi Kognitif Perilaku

Terapi kognitif perilaku (CBT) dapat membantu Anda mengidentifikasi dan mengubah pola pikir dan perilaku yang mendasari perilaku social pleaser. CBT mengajarkan teknik untuk menantang pikiran negatif dan mengembangkan keterampilan koping yang lebih sehat.

Perbedaan antara Social Pleaser dan Orang yang Baik

Social pleaser dan orang yang baik mungkin tampak mirip di permukaan, namun ada perbedaan penting di antara keduanya. Social pleaser dimotivasi oleh keinginan untuk menyenangkan orang lain, sementara orang yang baik dimotivasi oleh keinginan untuk melakukan hal yang benar.

Ciri-ciri Social Pleaser

  • Selalu berusaha membuat orang lain bahagia
  • Takut mengecewakan orang lain
  • Sulit mengatakan tidak
  • Sering mengabaikan kebutuhan mereka sendiri

Ciri-ciri Orang yang Baik

  • Menghargai kejujuran dan integritas
  • Bersedia berdiri untuk apa yang mereka yakini
  • Berempati terhadap orang lain
  • Tidak takut mengecewakan orang lain jika itu demi kebaikan

Motivasi

Motivasi social pleaser berpusat pada kebutuhan mereka akan penerimaan dan persetujuan. Mereka ingin disukai dan dihargai oleh orang lain. Sebaliknya, motivasi orang yang baik berpusat pada nilai-nilai dan keyakinan mereka. Mereka ingin hidup sesuai dengan prinsip mereka dan membuat perbedaan di dunia.

Dampak

Menjadi social pleaser dapat memiliki dampak negatif pada kesejahteraan seseorang. Hal ini dapat menyebabkan stres, kecemasan, dan perasaan rendah diri. Di sisi lain, menjadi orang yang baik dapat memiliki dampak positif pada kesejahteraan seseorang. Hal ini dapat memberikan rasa tujuan, makna, dan kepuasan.

Social pleaser adalah individu yang mengutamakan kebahagiaan dan persetujuan orang lain di atas kebahagiaannya sendiri. Mereka seringkali memiliki kesulitan dalam mengungkapkan perasaan mereka yang sebenarnya dan cenderung menyesuaikan diri dengan apa yang mereka yakini diinginkan orang lain. Layaknya layar hp hitam sebagian yang menyembunyikan tampilan di balik kegelapan, social pleaser juga menyembunyikan diri mereka yang sebenarnya demi menjaga harmoni.

Namun, seperti halnya layar hp yang akhirnya harus diperbaiki, social pleaser juga perlu menemukan cara untuk mengungkapkan diri mereka yang sebenarnya dan menetapkan batasan untuk melindungi kesejahteraan mereka sendiri.

Kesimpulan

Social pleaser dan orang yang baik adalah dua tipe orang yang sangat berbeda. Social pleaser dimotivasi oleh keinginan untuk menyenangkan orang lain, sementara orang yang baik dimotivasi oleh keinginan untuk melakukan hal yang benar. Menjadi social pleaser dapat memiliki dampak negatif pada kesejahteraan seseorang, sementara menjadi orang yang baik dapat memiliki dampak positif.

Peran Lingkungan dalam Perilaku Social Pleaser

Lingkungan memainkan peran penting dalam membentuk perilaku social pleaser. Tekanan sosial dan norma budaya dapat sangat memengaruhi kecenderungan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan harapan orang lain.

Pengaruh Tekanan Sosial

Tekanan sosial adalah pengaruh nyata atau yang dirasakan dari orang lain untuk berperilaku dengan cara tertentu. Bagi social pleaser, tekanan sosial yang konstan dapat menyebabkan mereka mengubah perilaku mereka untuk mendapatkan penerimaan atau menghindari penolakan.

  • Konformitas:Social pleaser mungkin menyesuaikan diri dengan perilaku orang lain dalam kelompok untuk menghindari menonjol atau diasingkan.
  • Ketaatan:Dalam situasi otoritas, social pleaser mungkin mengikuti perintah bahkan jika mereka tahu perintah tersebut salah, karena takut akan konsekuensi.
  • Pengaruh Minoritas:Meskipun jarang terjadi, social pleaser juga dapat dipengaruhi oleh pandangan minoritas yang konsisten dan percaya diri.

Pengaruh Norma Budaya

Norma budaya adalah aturan tidak tertulis dan harapan masyarakat yang membentuk perilaku individu. Norma-norma ini dapat mendorong perilaku social pleaser dalam beberapa cara:

  • Kolektivisme:Dalam budaya kolektif, individu cenderung mengutamakan kebutuhan kelompok di atas kebutuhan pribadi mereka, yang dapat menyebabkan social pleaser mengorbankan kepentingan mereka sendiri untuk menyenangkan orang lain.
  • Hierarki:Norma budaya yang menekankan hierarki dapat menciptakan lingkungan di mana social pleaser berusaha menyenangkan mereka yang berada di posisi yang lebih tinggi untuk mendapatkan persetujuan atau promosi.
  • Nilai-Nilai Individualisme:Di sisi lain, budaya individualis dapat mempromosikan perilaku social pleaser sebagai cara untuk menonjol dan membangun hubungan.

Ulasan Penutup: Social Pleaser Adalah

Social Pleaser: Pencari Persetujuan yang Mengorbankan Diri

Menjadi social pleaser dapat memiliki konsekuensi yang luas, baik secara positif maupun negatif. Meskipun dapat membantu menciptakan lingkungan sosial yang harmonis, hal ini juga dapat menyebabkan hilangnya rasa diri, stres, dan hubungan yang tidak memuaskan. Penting untuk menyadari motivasi dan dampak dari perilaku social pleaser untuk mengembangkan strategi mengatasi yang efektif dan menemukan keseimbangan yang sehat antara menyenangkan orang lain dan memprioritaskan kesejahteraan diri sendiri.